Kamis, 22 November 2012

Kerajaan Sambas


Mungkin beberapa orang di luar pulau jawa tidak mengenal Sambas. Ya, salah satu daerah di Kalimantan Barat ini memiliki beberapa keunikan dan keistimewaan tersendiri yang berbeda dengan daerah- daerah yang lain. Contoh rill dari keistimewaan tersebut salah satunya yaitu Kesultanan Sambas atau yang lebih sering dikenal dengan Kerajaan Sambas.  Sebagai anak muda yang baik, kali ini saya akan membahas tentang sejarah awal terbentuknya kerajaan Sambas.
Kerajaan Sambas kuno adalah kerajaan Wijayapura berlokasi sekitar muara sungai Rejang berdiri sekitar abad ke 7 (sampai sekitar tahun 1675 di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Indonesia. Penguasa Kerajaan Sambas bergelar Ratu atau Panembahan. Panembahan merupakan gelar yang mulai populer sejak 1500 karena digunakan oleh panembahan jimbun (alias Raden Patah), raja pertama Kerajaan Demak. Sebelum berdirinya Kerajaan Sambas di wilayah Sungai Sambas ini sebelumnya telah berdiri Kerajaan-kerajaan yang menguasai wilayah Sungai Sambas dan sekitarnya. Berdasarkan data-data yang ada, urutan kerajaan yang pernah berdiri di wilayah Sungai Sambas dan sekitarnya sampai dengan terbentuknya Negara Republik Indonesia adalah :
1.     Keraton I disebut Kerajaan Nek Riuh sekitar abad 13 M - 14 M.
2.     Keraton II disebut Kerajaan Tan Unggal sekitar abad 15 M.
3.     Keraton III disebut Kerajaan Sambas pada abad 16 M.
4.     Keraton IV disebut Kesultanan Sambas pada abad 17 M - 20 M.
Secara otentik Kerajaan Sambas telah eksis sejak abad ke 13 M yaitu sebagaimana yang tercantum dalam Kitab Negara Kertagama karya Prapanca pada masa Majapahit (1365 M). Kemungkinan besar bahwa Kerajaan Sambas saat itu Rajanya bernama Nek Riuh. Walaupun secara otentik Kerajaan Sambas tercatat sejak abad ke-13 M, namun demikian berdasarkan benda-benda arkelogis (berupa gerabah, patung dari masa hindu)yang ditemukan selama ini di wilayah sekitar Sungai Sambas menunjukkan bahwa pada sekitar abad ke-6 M atau 7 M di sekitar Sungai Sambas ini diyakini telah berdiri Kerajaan. Hal ini ditambah lagi dengan melihat posisi wilayah Sambas yang berhampiran dengan Selat Malaka yang merupakan lalu lintas dunia sehingga diyakini bahwa pada sekitar abad ke-5 hingga 7 M di wilayah Sungai Sambas ini telah berdiri Kerajaan Sambas yaitu lebih kurang bersamaan dengan masa berdirinya Kerajaan Batu Laras di hulu Sungai Keriau yaitu sebelum berdirinya Kerajaan Tanjungpura.
Panembahan Ratu Sapundak
Panembahan Ratu Sapudak adalah kerajaan hindu Jawa berpusat di hulu Sungai Sambas yaitu di tempat yang sekarang disebut dengan nama "Kota Lama". Kerajaan ini dapat disebut juga dengan nama "Panembahan Sambas".
Ratu Sapudak adalah Raja Panembahan ini yang ke-3, Raja Panembahan ini yang ke-2 adalah abangnya yang bernama Ratu Timbang Paseban, sedangkan Raja Panembahan ini yang pertama adalah Ayah dari Ratu Sapudak dan Ratu Timbang Paseban yang tidak diketahui namanya.Ratu adalah gelaran itu Raja laki-laki di Panembahan Sambas dan juga di suatu masa di Majapahit. Asal usul Panembahan Sambas ini dimulai ketika satu rombongan besar Bangsawan Jawa hindu yang melarikan diri dari Pulau Jawa bagian timur karena diserang dan ditumpas oleh pasukan Kesultanan Demak dibawah pimpinan Sultan Trenggono (Sultan Demak ke-3) pada sekitar tahun 1525 M.  Pada saat itu Bangsawan Majapahit lari dalam 3 kelompok besar yaitu ke Pulau Bali, ke daerah Gunung Kidul dan yang tidak cocok dengan kerajaan di Pulau Bali kemudian memutuskan untuk menyeberang lautan ke arah utara, rombongan inilah yang kemudian sampai di Sungai Sambas.
Pada saat rombongan besar Bangsawan Jawa yang lari secara boyongan ini (diyakini lebih dari 500 orang) ketika sampai di Sungai Sambas di wilayah ini di bagian pesisir telah dihuni oleh orang-orang Melayu yang telah berasimilasi dengan orang-orang Dayak pesisir. Raja Tan Unggal merupakan anak asuh dari Ratu Sapudak yang berhasil naik tahta dengan menyingkirkan putera dan puteri Ratu Sapudak yakni Bujang Nadi dan Dare Nandung yang dikuburkan hidup hidup dibukit Sebedang dengan tuduhan kedua bersaudara itu berniat kawin sesama saudara.  Pada saat itu di wilayah ini sedang dalam keadaan kekosongan pemerintahan setelah terjadi kudeta rakyat dengan terbunuhnya Raja Tan Unggal secara tragis dengan dimasukkan kedalam peti dan petinya dibuang kedalam sungai Sambas sejak itu masyarakat Melayu di wilayah ini tidak mengangkat Raja lagi. Pada masa inilah rombongan besar Bangsawan Jawa ini sampai di wilayah Sungai Sambas ini sehingga tidak menimbulkan benturan terhadap rombongan besar Bangsawan Jawa yang tiba ini.
Setelah lebih dari 10 tahun menetap di hulu Sungai Sambas, rombongan Bangsawan Jawa ini melihat bahwa kondisi di wilayah Sungai Sambas ini aman dan kondusif sehingga kemudian Bangsawan Jawa ini mendirikan lagi sebuah kerajaan yang disebut dengan Panembahan atau dapat disebut dengan nama "Panembahan Sambas" yang masih beraliran hindu. Yang menjadi Raja Panembahan Sambas yang pertama tidak diketahui namanya setelah wafat, ia digantikan anaknya yang bergelar Ratu Timbang Paseban. Setelah Ratu Timbang Paseban wafat, ia digantikan oleh Adindanya yang bergelar Ratu Sapudak.
Pada masa pemerintahan Ratu Sapudak inilah datang rombongan Sultan Tengah yang terdiri dari keluarga dan orang-orangnya datang dari Kesultanan Sukadana dengan menggunakan 40 buah perahu yang lengkap dengan alat senjata. Rombongan Baginda Sultan Tengah ini kemudian disambut dengan baik oleh Ratu Sapudak dan Sultan Tengah dan rombongannya dipersilahkan untuk menetap di sebuah tempat yang kemudian disebut dengan nama "Kembayat Sri Negara". Tidak lama setelah menetapnya Sultan Tengah dan rombongannya di Panembahan Sambas ini, Ratu Sapudak pun kemudian wafat secara mendadak. Kemudian yang menggantikan Almarhum Ratu Sapudak adalah keponakannya bernama Raden Kencono yaitu anak dari Abang Ratu Sapudak yaitu Ratu Timbang Paseban. Setelah menaiki Tahta Panembahan Sambas, Raden Kencono ini kemudian bergelar Ratu Anom Kesumayuda. Raden Kencono ini sekaligus juga menantu dari Ratu Sapudak karena pada saat Ratu Sapudak masih hidup, ia menikah dengan anak perempuan Ratu Sapudak yang bernama Mas Ayu Anom.
Beberapa lama setelah Ratu Anom Kesumayuda menaiki Tahta Kesultanan Sambas yaitu ketika Sultan Tengah telah menetap di wilayah Panembahan Sambas ini sekitar 10 tahun, anak Baginda Sultan Tengah yang sulung yaitu Sulaiman sudah beranjak dewasa hingga kemudian Sulaiman di jodohkan dan kemudian menikah dengan anak perempuan bungsu dari Almarhum Ratu Sapudak yang bernama Mas Ayu Bungsu. Karena pernikahan inilah kemudian Sulaiman diangurahi gelaran Raden menjadi Raden Sulaiman. Tak lama setelah itu Raden Sulaiman diangkat menjadi salah satu Menteri Besar dari Panembahan Sambas yang mengurusi urusan hubungan dengan negara luar dan pertahanan negeri dan kemudian Mas Ayu Bungsu pun hamil hingga kemudian Raden Sulaiman memperoleh seorang anak laki-laki yang diberi nama Raden Bima.
Tidak berapa lama setelah Raden Bima lahir, dan setelah melihat situasi di sekitar Selat Malaka sudah mulai aman, ditambah lagi telah melihat anaknya yang sulung yaitu Raden Sulaiman sudah mapan yaitu sudah menikah dan telah menjadi seorang Menteri Besar Panembahan Sambas, maka Baginda Sultan Tengah kemudian memutuskan sudah saatnya untuk kembali pulang ke Kerajaannya yaitu Kesultanan Sarawak. Maka kemudian Baginda Sultan Tengah beserta istrinya yaitu Putri Surya Kesuma dan keempat anaknya yang lain (Adik-adik dari Raden Sulaiman) yaitu Badaruddin, Abdul Wahab, Rasmi Putri dan Ratna Dewi berangkat meninggalkan Panembahan Sambas, negeri yang telah didiaminya selama belasan tahun, yaitu kembali pulang menuju Kesultanan Sarawak.
Dalam perjalanan pulang menuju Kesultanan Sarawak ini, yaitu ketika hampir sampai yaitu di suatu tempat yang bernama Batu Buaya, Baginda Sultan Tengah secara tidak diduga ditikam oleh pengawalnya sendiri namun pengawal yang menikamnya itu kemudian ditikam balas oleh Baginda Sultan Tengah hingga tewas. Namun demikian luka yang dialami Baginda Sultan Tengah terlalu parah hingga kemudian membawa kepada kewafatan Baginda Sultan Tengah bin Sultan Muhammad Hasan. Jenazah Baginda Sultan Tengah kemudian dimakamkan di suatu tempat dilereng Gunung Santubong (dekat Kota Kuching) yang hingga sekarang masih dapat ditemui. Sepeninggal suaminya, Putri Surya Kesuma kemudian memutuskan untuk kembali ke Sukadana (tempat dimana ia berasal) bersama dengan keempat orang anaknya (Adik-adik dari Raden Sulaiman).
Sepeninggal Ayahnya yaitu Sultan Tengah, Raden Sulaiman yang menjadi Menteri Besar di Panembahan Sambas, mandapat tentangan yang keras dari Adik Ratu Anom Kesumayuda bernama Raden Aryo Mangkurat yang juga menjadi Menteri Besar Panembahan Sambas bersama Raden Sulaiman. Raden Aryo Mangkurat bertugas untuk urusan dalam negeri. Raden Aryo Mangkurat yang sangat fanatik hindu ini memang sudah sejak lama membenci Raden Sulaiman yang kemudian dilampiaskannya setelah Ayah Raden Sulaiman yaitu Baginda Sultan Tengah meninggalkan Panembahan Sambas. Kebencian Raden Aryo Mangkurat kepada Raden Sulaiman ini disebabkan karena disamping menjadi Menteri Besar yang handal, Raden Sulaiman juga sangat giat menyebarkan Syiar Islam di Panembahan Sambas ini sehingga penganut Islam di Panembahan Sambas menjadi semakin banyak. Disamping itu karena Raden Sulaiman yang cakap dan handal dalam bertugas mengurus masalah luar negeri dan pertahanan sehingga Ratu Anom Kesumayuda semakin bersimpati kepada Raden Sulaiman yang menimbulkan kedengkian yang sangat dari Raden Ayo Mangkurat terhadap Raden Sulaiman.
Untuk menyingkirkan Raden Sulaiman ini Raden Aryo Mangkurat kemudian melakukan taktik fitnah, namun tidak berhasil sehingga kemudian menimbulkan kemarahan Raden Aryo Mangkurat dengan membunuh orang kepercayaan Raden Sulaiman yang setia bernama Kyai Setia Bakti. Raden Sulaiman kemudian mengadukan pembunuhan ini kepada Ratu Anom Kesumayuda namun tanggapan Ratu Anom Kesumayuda tidak melakukan tindakan yang berarti yang cenderung untuk mendiamkannya (karena Raden Aryo Mangkurat adalah Adiknya). Hal ini membuat Raden Aryo Mangkurat semakin merajalela hingga kemudian Raden Sulaiman semakin terdesak dan sampai kepada mengancam keselamatan jiwa Raden Sulaiman dan keluarganya. Melihat kondisi yang demikian maka Raden Sulaiman beserta keluarga dan orang-orangnya kemudian memutuskan untuk hijrah dari Panembahan Sambas. Maka kemudian Raden Sulaiman beserta keluarga dan pengikutnya yang terdiri dari sisa orang-orang Brunei yang ditinggalkan oleh Ayahnya (Baginda Sultan Tengah) sebelum meninggalkan Panembahan Sambas dan sebagian besar terdiri dari orang-orang Jawa Panembahan Sambas yang telah masuk Islam.


Selasa, 20 November 2012

Part Of English Letter



  • The Heading (The Retern Address) or Letterhead : Companies usually use printed paper where heading or letterhead is specially designed at the top of the sheet. It bears all the necessary information about the organisation’s identity.
  • Date   : Date of writing. The month should be fully spelled out and the year written with all four digits October 12, 2005
    (12 October 2005 - UK style). The date is aligned with the return address. The number of the date is pronounced as an ordinal figure, though the endings
     st, nd, rd, th, are often omitted in writing. The article before the number of the day is pronounced but not written. In the body of the letter, however, the article is written when the name of the month is not mentioned with the day.
  • The Inside Address : In a business or formal letter you should give the address of the recipient after your own address. Include the recipient's name, company, address and postal code. Add job title if appropriate. Separate the recipient's name and title with a comma. Double check that you have the correct spelling of the recipient 's name.
    The Inside Address is always on the left margin. If an 8 1/2" x 11" paper is folded in thirds to fit in a standard 9" business envelope, the inside address can appear through the window in the envelope.
  • The Greeting  : Also called the salutation. The type of salutation depends on your relationship with the recipient. It normally begins with the word "Dear" and always includes the person's last name. Use every resource possible to address your letter to an actual person. If you do not know the name or the sex of of your reciever address it to Dear Madam/Sir (or Dear Sales Manager or Dear Human Resources Director). As a general rule the greeting in a business letter ends in a colon (US style). It is also acceptable to use a comma (UK style).
  • The Subject Line (optional) : Its inclusion can help the recipient in dealing successfully with the aims of your letter. Normally the subject sentence is preceded with the word Subject: orRe: Subject line may be emphasized by underlining, using bold font, or all captial letters. It is usually placed one line below the greeting but alternatively can be located directly after the "inside address," before the "greeting."
  • The Body Paragraphs : The body is where you explain why you’re writing. It’s the main part of the business letter. Make sure the receiver knows who you are and why you are writing but try to avoid starting with "I". Use a new paragraph when you wish to introduce a new idea or element into your letter. Depending on the letter \style you choose, paragraphs may be indented. Regardless of format, skip a line between paragraphs.
  • The Complimentary Close  :  This short, polite closing ends always with a comma. It is either at the left margin or its left edge is in the center, depending on the Business Letter Style that you use. It begins at the same column the heading does. The traditional rule of etiquette in Britain is that a formal letter starting "Dear Sir or Madam" must end "Yours faithfully", while a letter starting "Dear " must end "Yours sincerely". (Note: the second word of the closing is NOT capitalized)
  • Signature and Writer’s identification : The signature is the last part of the letter. You should sign your first and last names. The signature line may include a second line for a title, if appropriate. The signature should start directly above the first letter of the signature line in the space between the close and the signature line. Use blue or black ink.
  • Initials, Enclosures, Copies : Initials are to be included if someone other than the writer types the letter. If you include other material in the letter, put 'Enclosure', 'Enc.', or ' Encs. ', as appropriate, two lines below the last entry. cc means a copy or copies are sent to someone else.

American Style
British Style
Heading
According to the format but
usually aligned to the left
The heading is usually placed
in the top right corner of the letter
(sometimes centred)
Date
October 19, 2005 (month-day-year)
According to the format but usually
aligned to the left
(two lines below the heading)
19 Octo
ber 2005 (day-month-year)
Usually placed directly (or 1 blank line)
below the heading.
Salutation
Dear Mr./Ms. Smith:
Dear Sir or Madam:
Gentlemen:
After the salutation there is a colon (:)
Dear Mr./Ms. Smith,
Dear Sir or Madam,
Dear Sirs,
After the salutation there is a comma (,)
Complimentary close
Sincerely,
Sincerely yours,
Yours truly,
Sincerely,
Yours sincerely,
Yours faithfully,

Kamis, 08 November 2012

Resensi Film The Adventures of TINTIN


the-adventures-of-tintin-movie-poster.jpg
Masih ingatkan anda tentang film kartun era 90an yang mempilkan tokoh wartawan remaja dengan wajah bulat, pipi merona, dengan jambul yang khas serta selalu ditemani oleh anjing putih yang setia? Siapa lagi kalau bukan TINTIN. Yah, tahun 2011 yang lalu para penggemar film animasi Tintin diberikan kejutan dengan kehadiran film terbarunya dalam bentuk 3 dimensi yang berjudul THE ADVENTURES OF TINTIN. Saya sendiri sangat menyukai film animasi yang sangat melengenda ini.

Penokohan
Tintin (Jamie Bell) yang menjadi tokoh utama dalam film ini merupakan seorang wartawan muda yang memiliki rasa penasaran yang tinggi akan sesuatu misteri yang kadang dapat menuntunnya pada masalah besar dengan risiko tinggi. Di saat yang sama, naluri itu juga yang membawa Tintin bertemu banyak karakter menarik termasuk Captain Haddock (Andy Serkis). Kali ini, petualangan Tintin bakal sepenuhnya melibatkan kapten kapal yang hobi mabuk dan memaki-maki ini. Dan yang lebih menarik lagi, ada harta karun yang tak ternilai harganya menunggu untuk ditemukan.

Sinopsis
Petualangan bermula dari sebuah replika kapal Unicorn yang dijual di pasar loak. Tintin tertarik pada kapal ini karena detilnya yang sangat mengagumkan. Celakanya, ada beberapa orang yang ternyata juga berminat pada kapal ini. Bukan sekedar berminat, mereka siap melakukan apa saja untuk memiliki kapal kecil ini. Jelas saja ini membuat naluri penyelidik Tintin tergugah. Pasti ada sesuatu yang istimewa dari kapal replika ini.
Tintin ternyata bukanlah satu-satunya orang yang memiliki replika kapal Unicorn. Captain Haddock juga punya kapal replika yang benar-benar sama. Malahan, menurut Capatain Haddock, kapal Unicorn adalah kapal yang berlayar di bawah komando nenek moyang Captain Haddock. Kapal ini jadi target bajak laut bernama Red Rackham (Daniel Craig) namun harta yang tersimpan di dalamnya tak pernah ditemukan.

Kelebihan dan Kekurangan
Secara keseluruhan film ini memang sangat keren dan bisa memukau para penontonnya, karena dengan disertai animasi- animasi modern yang dibuat oleh animator terkenal dunia. Salah satunya ada yang berasal dari tanah air Indonesia yaitu Rini Sugiarto. Dengan durasi film 107 menit, penonton dibuat terkagum- kagum serta kadangkala tertawa karena memang film ini merupakan animasi komedi yang memberikan kesan lucu disela- sela filmnya. Untuk kekurangannya menurut saya hampir tidak ada alias nyaris sempurna, hanya saja perlu diberi tambahan efek- efek yang lebih menegangkan agar penonton semakin penasaran. Kisah Tintin memang bukan kisah yang asing. Komik karya Herge ini sempat begitu populer beberapa tahun yang lalu. Jadi layak kalau Steven Spielberg dan Peter Jacksonbegitu berminat mengangkat kisah petualangan jurnalis muda ini ke layar lebar. Memang tak semua film adaptasi komik bisa sukses namun dengan sederet nama besar yang sudah berpengalaman, rasanya cukup aman untuk mengatakan kalau The Adventures of Tintin ini layak untuk ditunggu.

Genre
:
Animasi
Tanggal Rilis
:
21 Desember 2011
Sutradara
:
Steven Spielberg
Pemain
:
Jamie Bell, Andy Serkis, Simon Pegg, Nick Frost, Daniel Craig
Naskah
:
Steven Moffat, Edgar Wright, Joe Cornish
Produser
:
Sir Peter Jackson, Steven Spielberg, Kathleen Kennedy
Distributor
:
Columbia Pictures
Durasi
:
107 menit
Dana Produksi
:
-
Situs Resmi
: