Minggu, 10 Oktober 2010

Unsur-unsur yang membangun manusia


Sebenarnya ada banyak sekali unsur-unsur yang membangun manusia, namun dari sekian banyak unsur-unsur itu, di sederhanakan menjadi 2 klasifikasi.  Yaitu unsur jasmani dan unsur rohani.
Unsur jasmani adalah semua hal yang berhubungan dengan kebutuhan fisik manusia, seperti makan, minum, dan lain-lain. Jika tidak di penuhi maka akan berakibat buruk bagi manusia itu.
                Sedangkan unsur rohani adalah semua hal yang berhubungan dengan kebutuhan rohani, atau hati manusia. Seperti agama atau keyakinan, ketenangan hati, rasa aman, rasa bahagia dan lain-lain.
Unsur-unsur lain yang membentuk manusia :
1. Jasad : badan kasar manusia yang nampak pada luarnya, dapat diraba dan difoto dan menempati ruang dan waktu.
2. Hayat : mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan gerak.
3. Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
4. Nafas : diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri.

Manusia Sebagai Satu Kepribadian Mengandung Tiga Unsur :
1. Id yang merupakan struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak tampak. Id merupakan libido murni atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex.
2. Ego merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, berperan menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain. Perkembangan ego terjadi antara usia satu dan udua tahun.
3. Superego merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kira-kira pada usia lima tahun. Dibandingkan dengan id dan ego, superego yang berkembang secara internal dalam diri individu, superego terbentuk dari lingkungan eksternal.
Hakekat Manusia
a. Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
                Tubuh merupakan materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya konkrit tetapi tidak abadi. Jika manusia itu meninggal, tubuhnya akan hancur dan lenyap.

b. Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lainnya.
                Kesempurnaanya terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, perasaan dan kehendak yang terdapat didalam jiwa manusia. Perasaan dalam diri manusia ada dua macam, yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan inderawi adalah rangsangan jasmani melalui indera. Perasaan rodani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia misalnya :
·         Perasaan intelektual, yaitu perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan. Seseorang akan merasa senang atau puas apabila ia mengetahui sesuatu, sebaliknya seseorang akan merasa tidak senang atau tidak puas apabila tidak mengetahui sesuatu.
·         Perasaaan estetis, perasaan yang berkenaan dengan keindahan. Seseorang merasa senang apabila ia melihat atau mendengar seseuatu yang indah, sebaliknya timbul perasaan kesal apabila tidak indah.
·         Perasaan etis, perasaan yang berkenaan dengan kebaikan. Seseorang akan merasa senang apabila sesuatu itu baik den sebaliknya perasaan benci apabila sesuatu itu jahat.
·         Perasaan diri, perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan dari yang lain. Apabila seseorang memiliki kelebihan dari orang lain ia merasa tinggi, angkuh dan sombong. Sebaliknya apabila ia memiliki kekurangan dari yang lain ia akan merasa rendah diri (minder).
·         Perasaan sosial, perasaan yang berkenaan dengan kelompok dan masyarakat atau korp, atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain. Apabila orang berhasil, ia ikut senang, apabila orang gagal, memperoleh musibah, ia ikut sedih.
·         Perasaan religius, perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan. Seseorang merasa tentram jiwanya apabila ia tawakal kepada tuhan, yaitu mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.



c. Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi.
                Manusia merupakan produk dari saling  tindak atau interaksi faktor-faktor hayati dan budayawi. Sebagai makhluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi- segi anatomi, fisiologi atau faal, biokimia, pskiobiologi, patologi, genetika, biodemografi, evolusi biologisnya, dan sebagainya. Sebagai makhluk budayawi manusia dapat dipelajari dari segi- segi : kemasyarakatannya, kekerabatan, psikologi social, kesenian, ekonomi, perkakas, bahasa, dan sebagainya.
d. Makhluk ciptaan Tuhan yang terkait dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan      bermartabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
                Hidup manusia mempunyai 3 taraf, yaitu estetis, etis, dan religius. Dengan kehidupan estis, manusia mampu menangkap dunia sekitarnya sebagai dunia yang mengagumkan dan mengungkapkan kembali karya dalam lukisan, tarian, nyanyian yang indah. Dengan etis, manusia meningkatkan kehidupan etis ke dalam tingkatan manusiawi dalam bentuk- bentuk keputusan bebas dan dipertanggungjawabkan. Dengan kehidupan religius, manusia menghayati pertemuannya dengan Tuhan. Semakin dekat seseorang dengan Tuhan, semakin dekat pula ia menuju kesempurnaan dan semakin jauh ia dilepaskan dari rasa kekhawatiran. Semakin mendalam penghayatan terhadap Tuhan semain bermakna pula kehidupannya, dan akan terungkap pula kenyataan manusia individual atau kenyataan manusia subyektif yang memiliki harkat dan martabat tinggi.
e. Manusa dalam konteks kehidupan konkrit adalah makhluk alamiah yang terikat dengan lingkungannya (ekologi).

Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Hubugan antara manusia dan kebudayaan secara sederhana adalah manusia sebagai perilaku
kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tanpak bahwa keduanya akhirnya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan- peraturan kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya harus patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari menusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan menusia yang membuatnya.
Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis tercipta melalui tiga tahap :
·         Eksternalisasi : Proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui  eksternalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia.
·         Obyektivitas : Proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
·         Internalisasi : Proses dimana masyarakat kembali disergap manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar